Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Upacara Hari Kartini SMK Migas Muhammadiyah Cilacap, Bu Kajur: Kartini Milenial Harus Tetap Paham Kodratnya

Sekolahmuonline - Upacara Hari Kartini SMK Migas Muhammadiyah Cilacap, Bu Kajur: Kartini Milenial Harus Tetap Paham Kodratnya!. Pagi hari ini, Selasa (23 April 2019) di halaman SMK Migas Muhammadiyah Cilacap terlihat berbeda. Motif berbagai macam batik menghiasi tubuh para peserta upacara. Dari pengelola sekolah, guru, karyawan, hingga para siswa kompak mengenakan baju batik. Dari model batik jaman baheula hingga batik milenial style. Ada apa dengan 23 April? Kenapa memilih upacara pada hari tersebut?

Perlu pembaca ketahui, di SMK Migas Muhammadiyah yang menerapkan 5 hari masuk, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilaksanakan mulai dari hari Selasa hingga Sabtu. Berbeda dengan sekolah-sekolah lain yang KBM dimulai dari Senin hingga Jumat. Penerapan 5 hari masuk dengan pelaksanaan KBM dimulai dari Selasa adalah untuk mengakomodasi waktu mengajar guru-guru produktif yang didominasi oleh para pegawai Pertamina RU IV Cilacap.

Jadi upacara tanggal 23 April tersebut adalah upacara dalam rangka memperingati hari Kartini yang jamak diketahui diperingati oleh warga negara Indonesia setiap 21 April. Kartini yang terkenal dengan "Habis gelap terbitlah terang". Kartini yang terkenal dengan emansipasi wanitanya dalam dunia pendidikan. Terlepas dari pro kontra tentang diri dan pemikiran Kartini, tentu emansipasi yang tidak kebablasan yang diharapkan.

Berkaitan dengan upacara memperingati hari Kartini di SMK Migas Muhammadiyah, bertindak sebagai pembina upacara dan petugasnya, hampir semua dimotori oleh para perempuan. Pembina upacara oleh Kajur Teknik Pengolahan Migas dan petugas pelaksana dari para siswi Migas. Cuma dalam paduan suaranya saja beberapa siswa ikut andil memberikan suara merdu mereka.

Pembina upacara, Dwi Mulyani K, ST, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kartini identik dengan perempuan. Perempuan jaman dulu kebebasan mencari ilmu terbatas. Jaman penjajahan belanda akses pendidikan tidak semudah jaman sekarang. Tidak semua laki-laki dulu bisa mengeyam pendidikan yang layak, apalagi perempuannya. Seolah-olah perempuan itu hanya cukup tugas masak di dapur saja, sehingga tidak perlu pendidikan. Munculah Kartini yang mendobrak dinding atau sekat pembatas akses pendidikan tersebut. 

Raden Adjeng Kartini (lahir di Jepara, Hindia Belanda, 21 April 1879 dan meninggal di Rembang, Hindia Belanda, 17 September 1904 pada umur 25 tahun. Raden Adjeng Kartini atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.

Jaman sekarang, akses pendidikan mudah didapatakan, tambah Dwi Mulyani. Mengingat dulu pendidikan sulit didapatkan oleh perempuan, maka semua kemudahan yang ada sekarang harus digunakan dengan sebaik-baiknya. Tetapi pada ranah-ranah tertentu tetap ada batasannya, karena perempuan tidak sama dengan laki-laki.

Perempuan di sektor migas sama haknya dengan laki-laki, begitu juga dengan di dunia multimedia. Tapi tetap ada batasnya. Batasan-batasan tertentu yang harus diperhatikan oleh permpuan.

Sebagai penutup sambutan, Kajur Teknik Pengolahan Migas memberi beberapa pesan kepada peserta upacara khususnya para Kartini Milenial, diantaranya:

1. Pelihara rasa malu pada diri perempuan. Tetap jaga aurat. Wanita diantaranya dinilai dari rasa malu. Maka sebagai perempuan harus tetap menjaga rasa malunya.

2. Jadilah wanita yang hebat, tangguh, sukses, tapi tetap paham kodratnya sebagai wanita

Berikut ini photo-photo kegiatan Upacara Peringatan Hari Kartini SMK Migas Muhammadiyah Cilacap tahun 2019.

Selesai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan berbagai macam perlombaan. Baik lomba untuk para guru maupaun lomba antar siswa sendiri. Upacara Alhamdulillah berjalan dengan lancar, perlombaan pun juga semoga seperti itu. 

Liputan: Fahr
Photo: Ronit J

3 komentar untuk "Upacara Hari Kartini SMK Migas Muhammadiyah Cilacap, Bu Kajur: Kartini Milenial Harus Tetap Paham Kodratnya"

close