Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Soal Essay Geografi dan Jawabannya Bab Sejarah Pembentukan Bumi dan Perkembangannya (Geografi kelas X SMA/MA)

Soal Essay Geografi dan Jawabannya Bab Sejarah Pembentukan Bumi dan Perkembangannya (Geografi kelas X SMA/MA). Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini kami posting soal-soal dan jawabannya mata pelajaran Geografi kelas X SMA/MA Bab 2 yang membahas tentang Sejarah Pembentukan Bumi dan Perkembangannya. Selamat membaca dan mempelajari.

Jawablah soal-soal berikut dengan jawaban yang benar dan tepat!

1. Jelaskan secara singkat luasnya bumi!

Jawaban:
Jari-jari bumi 6.370 km. Panjang keliling khatulistiwa (garis ekuator) 40.000 km, berarti 40 kali panjang Pulau Jawa.

2. Jelaskan tentang ketebalan kerak bumi paling luar!

Jawaban:
Lapisan kerak bumi paling luar memiliki ketebalan ± 1.200 km. Menurut ahli geologi, pada permukaan bumi ini terdapat berbagai oksida yang sebagian besar (± 60%) berupa oksida silikon (SiO2).
Sesudah Bumi terbentuk bersama-sama planet lainnya, bahan-bahan yang lebih berat menggumpal di dalam inti, sedangkan keraknya terdiri atas unsur-unsur silikon dan magnesium. Lebih ke dalam lagi terdapat lapisan yang banyak mengandung unsur persenyawaan logam sulfida. Yang paling dalam adalah inti yang mengandung besi dan nikel. Tebal dari masing-masing bagian dapat diketahui dengan menyelidiki jalannya gelombang gempa karena gelombang dibiaskan oleh lapisan tadi sesuai dengan kecepatan gelombang pada lapisan tersebut.

3. Sebutkan dan jelaskan zaman-zaman sejarah pembentukan bumi!

Jawaban:
Zaman sejarah pembentukan bumi dapat dibagi menjadi 4, yaitu Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum.

1. Prakambrium
Zaman Prakambrium lebih tua dari zaman Kambrium, di mana lapisan-lapisannya terdapat di bawah lapisan-lapisan yang mengandung fosil. Jelasnya, lapisan batuan baru dikatakan pasti berumur Prakambrium jika tertutup lapisan yang berfosil Kambrium.
Penampakan batuan Prakambrium sangat jarang sekali dijumpai di permukaan bumi, hanya di beberapa daerah dan terbatas pada tempat tertentu. Diperkirakan batuan Prakambrium tampak di permukaan bumi
karena batuan-batuan itu sejak terjadi tidak pernah tertutup oleh sedimen
yang lebih muda dan sedimen-sedimen muda yang ada sudah habis terkikis
oleh erosi. Umumnya daerah-daerah itu merupakan bagian pusat benua.
Karena bentuknya agak melingkar dan permukaannya sedikit cembung
maka inti-inti Prakambrium disebut perisai benua. Di sekitar bagian pusat
yang berbentuk perisai itu, lapisan Prakambrium tertutup oleh lapisan￾lapisan yang lebih muda, makin jauh dari bagian pusat akan semakin tebal.
Lapisan Prakambrium terdiri atas batuan-batuan berhablur, baik yang
berasal dari pembekuan magma cair, maupun dari peleburan dan
penghabluran kembali sedimen-sedimen dan batu-batuan lainnya, yang disebabkan oleh perubahan kimiawi dan fisis pada sedimen-sedimen dan batuan beku.
Seringkali batu-batuan Prakambrium sangat sulit diselidiki untuk
mengetahui proses manakah di antara ketiga proses tersebut yang
sesungguhnya telah membentuk batuan tadi, dan diantaranya dapat
ditemukan bentuk-bentuk peralihan. Oleh sebab itu, pelapisan seperti
pada sedimen-sedimen tidak banyak diketahui. Seandainya terdapat
perlapisan maka seringkali hal ini disebabkan juga oleh perubahan￾perubahan fisis dan kimiawi tertentu pada tekanan yang tinggi. Hubungan
dalam ruang dari batuan sangat rumit dan sulit untuk diuraikan.
Pada masa Prakambrium dapat diketahui pula bahwa di beberapa
daerah terdapat iklim yang sangat dingin (endapan terbentuk oleh es darat
atau gletser), sedangkan pada saat lain, iklimnya panas dan lembap
(lapisan yang berwarna merah dengan rekah kerut), tetapi sangat sukar
untuk menentukan iklim dari lapisan-lapisan sedimen yang ada. Pada
waktu itu permukaan bumi yang ada di atas muka laut merupakan gurun,
yang tidak disebabkan karena kekurangan air yang sangat besar (Sahara),
tetapi karena pada waktu itu belum terdapat tumbuh-tumbuhan darat.
Faktor lain adalah adanya oksigen bebas dalam atmosfer, yang jauh lebih
sedikit daripada sekarang.
Sesudah diadakan penelitian dan penyelidikan yang saksama terhadap
sisa-sisa batuan, diketahui bahwa pada masa Prakambrium tidak ditemukan
bentuk-bentuk hidup dengan tekstur dan bentuk yang terang/jelas. Tekstur adalah istilah yang dipakai untuk bentuk-bentuk dan arah-arah di dalam
batuan, misalnya tekstur butir. Struktur adalah istilah yang lebih banyak
dipakai untuk bentuk-bentuk yang terbangunkan oleh kumpulan batuan
kubah. Di samping itu juga didapati jejak rayapan cacing atau binatang
serupa itu. Dalam masa Prakambrium tidak ada jasad-jasad yang dapat
membuat rangka yang keras sehingga pemfosilan tidak mungkin terjadi.

2. Paleozoikum
a. Kambrium
Endapan yang terbentuk pada masa Kambrium banyak ditemukan fosil sehingga banyaklah yang dapat diketahui tentang keadaan
kehidupan masa itu. Masa ini ditandai oleh adanya endapan-endapan
yang mengandung jasad-jasad fosil yang telah mencapai tingkat
perkembangan yang tinggi, bila dibandingkan dengan yang dijumpai
pada masa Prakambrium. Semua masih hidup terbatas pada air. Oleh
karena itu, sisa-sisa peninggalannya hanya berupa jasad-jasad air,
terutama jasad-jasad samudera. Contohnya archaecyata dan binatang
Trilobit Olenellus.
1) Archaecyatha
Peranannya seperti binatang karang. Jenis ini banyak membentuk
endapan-endapan gamping yang tebal. Pembentukannya seperti
yang dibuat oleh binatang karang sekarang ini di laut-laut daerah
tropika. Gamping yang mengandung Archaecyatha telah banyak
ditemukan di California, Siberia, Spanyol, Australia, dan lain-lain.
2) Binatang
Yang menjadi fosil penunjuk yang terpenting yang pada zaman
Kambrium adalah Trilobita, yaitu sebangsa jenis udang-udangan
yang berkulit keras.
Batuan pada masa Kambrium bercirikan endapan gamping
yang mengandung banyak pirit, sedimen pasir, dan berlempung
yang kaya akan fosil. Pada masa ini tidak terdapat batas iklim yang
nyata, jasad yang membentuk gamping memerlukan air yang
hangat. Jadi, pada saat itu iklimnya sedang, bahkan panas. Masa
Kambrium ditaksir lamanya 70 juta tahun.
Anggapan yang menyebabkan binatang-binatang yang dapat
memfosil semakin banyak dan ditemukan sebagian besar di daerah
tertentu, misalnya Kanada Barat sebagai berikut.
a) Pada masa Kambrium, batu-batuan terkena pengaruh metamorfosa lebih kecil sehingga lapisan-lapisan batu-batuan
yang telah diendapkan dalam zaman geologi yang lebih muda.
Contohnya lempung lemigrad untuk pembuatan barang-barang
pecah-belah.

b) Setelah Prakambrium, beberapa kelompok binatang lebih banyak
mempunyai kerangka maka kemungkinan untuk memfosil lebih besar.
Dengan menggunakan fosil maka dapat diketahui 3 macam zaman Kambrium, yaitu fauna Kambrium bawah, fauna Kambrium tengah, dan fauna Kambrium atas.
a) Fauna kambrium bawah
Masih bersifat kosmopolit, yaitu binatang-binatang masih terdapat
di mana-mana di dunia (Trilobit Olenellus).
b) Fauna kambrium tengah
Sudah terbagi menjadi daerah-daerah fauna pasifik dan
Atlantik. Daerah Atlantik sebagai fosil binatang Paradoxides (Pasifik Olenoides).
c) Fauna kambrium atas
Daerah fauna Pasifik bercirikan Diclocephalus dan terus menembus
Eropa-Tiongkok-Tibet sampai Spanyol. Daerah fauna Atlantik
bercirikan Olenus.
b. Silur
Pada zaman Silur, penyebaran fauna lebih luas dibandingkan
dengan masa Kambrium. Banyak kelompok binatang baru muncul
pada zaman Silur ini. Di antaranya yang terpenting adalah Vertebrata
atau binatang bertulang punggung. Graptalit adalah ciri fosil penujuk
pada masa Silur dan merupakan kumpulan/kalori binatang kecil yang
disebut Rabdosoma.
Sedimen pasir gamping, kebanyakan diendapkan pada tempat￾tempat daerah yang terangkat di dekatnya. Banyak binatang karang
berkembang biak dengan baik sehingga jasad-jasadnya meninggalkan
lapisan batu gamping yang tebal.
Sedimen dengan ciri fasies Graptalit terbentuknya di lautan yang
dalam, tetapi kini ternyata kebanyakan di antara lempung-lempung itu
diendapkan di lautan yang dangkal, yang kadang-kadang tertutup oleh
ganggang laut. Hal ini menyebabkan laut berwarna hitam (Laut Hitam).
Di Indonesia zaman Silur adalah zaman yang tertua yang diketahui.
Fosil Silur berupa koral bulat yang bernama Halisites, telah
banyak ditemukan orang dalam batu-batu lepas dalam suatu sungai di Papua.
Air hujan di Niagara terjadi pada endapan-endapan Silur. Iklim pada zaman Silur di mana-mana mengalami panas yang hampir sama dengan masa Kambrium. Adanya sisa evaporit-evaporit menunjukkan adanya iklim yang kering dan mungkin ada suasana gurun.

c. Devon
Zaman ini bercirikan munculnya tumbuh-tumbuhan darat dan binatang bertulang punggung. Di laut dijumpai perkembangan luas kelompok-kelompok binatang yang tidak bertulang punggung, seperti Amronit. Pada dasarnya Devon terbagi atas 3 macam, yaitu Devon
bawah, Devon tengah, dan Devon atas.
Pada umumnya daerah Old Red Sandstone (ORS) terdiri atas Arkosa
Konglomerat, batu pasir, yang kesemuanya berasal dari perombakan
pegunungan Kaledonia. Daerah ORS ini meliputi daerah sekitar
pegunungan Kaledonia, Inggris, Skotlandia, Skandinavia, Spitsbergen,
Grondalia, hingga jauh melampaui dataran tinggi Rusia. Khusus di
Grondalia, ORS berselang-seling dengan endapan-endapan laut dangkal.
Demikian pula di Tiongkok terdapat endapan ORS, terutama di
Kuangli (karena ada hubungan lautan pada saat benua Eropa dan Asia
masih bersatu).
Pada zaman Devon banyak ditemukan lapisan-lapisan endapan
daratan yang sungguh luas. Banyak di antaranya diendapkan dalam
sungai atau dalam danau. Dalam lapisan banyak ditemukan fosil-fosil
ikan, demikian pula perkembangan tumbuhan daratan baru berarti
setelah zaman Devon.
Pada zaman Devon keadaan iklim sangat panas, dan di daerah tropika
banyak hujan disertai tumbuhan berkembang, mengakibatkan terjadinya
tanah merah yang bersifat laten. Di samping itu dengan adanya sungai￾sungai dan danau-danau, menunjukkan iklim yang agak lembab. Di
beberapa tempat ditemukan bekas-bekas yang menunjukkan adanya
gletser-gletser besar. Bekas-bekas ini ditemukan di Afrika Selatan,
Grondalia, dan Amerika.
Di Indonesia zaman Devon hanya dapat ditunjukkan di beberapa
tempat saja, yaitu dengan adanya Heliolithes dan Tetracoralla.
Clathrodyctyon daerah sungai Telen di Kalimantan adalah satu-satunya
tempat di Indonesia yang telah terbukti mempunyai batuan-batuan Devon.
d. Karbon
Zaman ini ditandai dengan timbulnya sejumlah besar karbon bebas
di pelbagai bagian dunia. Karbon atau Carbonium atau Arang ini amat
berpengaruh pada keadaan cuaca/iklim. Pada zaman Karbon ini terjadi
pembentukan pegunungan; hal-hal inilah yang menyebabkan zaman
Karbon dapat dikenal dengan nyata. Terjadinya batu bara sangat erat
hubungannya dengan pengangkatan dan pembentukan pegunungan.
Adanya karang menunjukkan iklim sedang yang agak panas;
adanya sedimen Klasika yang berwarna merah dengan rekah kerut
menandakan iklim kering/arid. Adanya tumbuh-tumbuhan dengan
daun yang cukup rindang menunjukkan adanya pelembagaan. Tidak adanya lingkaran tahun pada batang-batang serta tumbuh terus,
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang menyolok. Endapan batu
bara yang berwarna merah menunjukkan peninggalan yang kering
dan gersang.
Perkembangan naptelia, amfibia yang muncul pada zaman Devon
mengalami perkembangan pesat, demikian pula perkembangan
serangga, lebah, dan lipan. Serangga pada zaman ini ialah pemakan
daging/bangkai. Pada tempat di mana karbon diendapkan sebagai
lapisan dasar laut, di sana dijumpai karang/koral dalam jumlah yang besar.
Perkembangan tumbuhan (paku/pakis, kawat/sumbar batu) lebih
nyata dibandingkan dengan binatang bertulang punggung.
e. Perm
Ciri-ciri perm ialah bahwa letak lapisan yang diskor dan di atas
karbon mengandung batu bara, juga adanya penyimpangan fauna laut
dari 2 karbon fosil pada zaman Paleozoikum akhir.
Di Indonesia peninggalan perm ditemukan di Timor pada lembah
sungai Noil, besi di Miaffo Timor Barat Daya berupa lapisan lava-lava
bantal (kegiatan vulkanik). Di Sumatera berupa gamping dan koral
disertai dengan batuan dari gunung berapi. Lapisan perm mengandung
minyak, koalium (bahan porselin), lempung keramik, besi, dan batu bara.
Pada umumnya dalam sejarah bumi ditemukan kaidah-kaidah sebagai
berikut.
a. Bila perbedaan tinggi topografi tidak seberapa dan terdapat genangan
laut yang luas maka akan terdapat iklim yang agak panas dan merata
di bagian bumi yang luas.
b. Bila perbedaan tinggi topografi besar, yaitu selama sesudah ada
orogenese atau pengangkatan pegunungan yang meluas di seluruh
dunia, ada pembagian iklim dalam beberapa daerah, yaitu iklim kutub,
sedang, kering, gersang, dan iklim hujan tropis.
Jadi, dari masa Paleozoikum dan Prakambrium dapat disimpulkan
beberapa hal, yakni sebagai berikut.
a. Pada zaman Azoikum dapat dikatakan belum ada kehidupan sama
sekali, barulah pada zaman Protonozoikum mulai ada kehidupan.
b. Pada zaman Paleozoikum mulai ada fosil-fosil baik berasal dari flora
maupun fauna.
c. Pada zaman Paleozoikum dapat disebut mulai ada tingkat kehidupan.
Pada saat itu mulai timbul berbagai kehidupan seperti tumbuhan
daratan pertama, trolobita, ikan, ubur-ubur, di mana tingkat kehidupan
masih sangat sederhana.

3. Mesozoikum
Masa Mesozoikum terdiri atas zaman kapur, jura, dan trias. Zaman
kapur berumur kurang lebih 90 juta tahun, jura 140 tahun, dan trias 190
tahun. Ketiga zaman ini disebut tingkat kehidupan pertengahan.
Keadaan iklim pada waktu itu adalah panas dan basah. Hal ini dapat
diketahui dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan flora dan fauna
yang ada pada saat itu. Pada zaman ini mulai timbul dan berkembang
tumbuh-tumbuhan berdaun lebar, binatang melata, amfibi, dan ikan serta
binatang menyusui pertama. Kehidupan flora dan fauna penyebarannya
terbatas.

4. Kenozoikum/Neozoikum
Masa Kenozoikum disebut juga masa Neozoikum, terdiri atas zaman tersier dan kwartir dan merupakan tingkat kehidupan baru.
a. Zaman Tersier
Zaman tersier terbagi menjadi zaman eosen, oligosen, dan pleiosen.
Zaman eosen berumur 70 juta, oligosen 42 juta tahun, miosen 30 juta tahun, dan pleiosen 16 juta tahun.
Pada zaman tersier tumbuh-tumbuhan berkembang biak dan meluas ke seluruh wilayah kontinen, demikian juga mulai timbul dan berkembang tumbuh-tumbuhan berbunga. Binatang menyusui dan burung-burung mulai meluas pada zaman ini. Keadaan iklim tidak begitu berbeda dengan zaman sekunder. Pada zaman ini batu bara muda mulai terbentuk.
b. Zaman Kwartir
Zaman kwartir terdiri atas zaman pleistosen atau dilluvium dan zaman holosen atau alluvium. Kedua zaman ini berumur kurang lebih 3 juta tahun yang lalu. Pada zaman kwartir telah muncul manusia pertama.

4. Jelaskan sejarah perkembangan muka bumi (Pangaea-Gondwana)!

Jawaban:

Proses perkembangan yang dialami planet bumi terus berlanjut sehingga menimbulkan perubahan-perubahan pada permukaan bumi. Perubahan ini disebabkan oleh energi yang kuat dari dalam bumi.

Para ahli geologi sependapat, terjadinya gerakan-gerakan benua, pelebaran dasar samudera, terjadinya gerakan tektonik, dan kegiatan vulkanisme disebabkan oleh kekuatan yang berasal dari dalam bumi sehingga di permukaan bumi terjadi perubahan/perkembangan muka bumi.
Lempeng-lempeng tektonik itu bergerak dan saling bergeseran sehingga menyebabkan terjadinya benua-benua. Seperti benua Asia, Laurasia, jajaran pulau-pulau, dan pegunungan.


5. Sebutkan teori-teori para ahli yang membahas tentang terjadinya gerakan/pergeseran benua-benua atau teori apungan!

Jawaban:

Berikut ini pembahasan para pakar mengenai terjadinya gerakan/pergeseran benua-benua atau teori apungan.

1. Alfred L. Wagner (1880 - 1930) dalam bukunya berjudul Die Enstehung der Kontinente Und Ozeane (Asal-usul Benua dan Lautan) diterbitkan tahun 1915. 
a. Dibuktikan adanya persamaan garis kontur pantai timur Amerika Utara dan Amerika Selatan dan garis kontur Eropa Barat dan Afrika.
Dibuktikan adanya kesamaan formasi geologi sepanjang pantai Afrika Barat (dari Sierra Leone - Tanjung Afrika Selatan) dengan formasi geologi pantai timur Amerika (dari Peru - Balsia Blanca).
b. Daerah Green Sandria bergerak menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 36 m/th. Pulau Madagaskar bergerak menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 m/tahun.
c. Benua yang sekarang ini, dulunya satu yang disebut benua Pangaea.
Benua Pangaea pecah, di bagian selatan bergerak menuju ke barat dan ke utara menuju khatulistiwa. Karena peristiwa tersebut terjadilah hal-hal sebagai berikut.
1) Bentangan benua dan samudera mengapung sendiri-sendiri.
2) Samudera Atlantik menjadi semakin luas karena benua Amerika bergerak ke arah barat sehingga terjadi lipatan permukaan bumi yang berwujud bentang pegunungan di pantai barat Amerika dari
arah utara - selatan.
3) Adanya kegiatan seismik yang luar biasa di sepanjang patahan St. Andreas dekat pantai barat Amerika Serikat.
4) Samudera Hindia mendesak ke arah utara sehingga benua India terdesak dan menimbulkan terjadinya deretan pegunungan Himalaya.
5) Keadaan benua-benua dewasa ini pun masih terus bergerak. Dapat dibuktikan makin melebarnya celah-celah yang terdapat di alur-alur dasar samudera.

2. Des Cartes (1596 - 1650)
Pokok-pokok teori kontraksi.
Karena mengalami pendinginan terus-menerus maka bumi kita makin susut dan berkerut, kerutan tersebut menyebabkan terjadinya lembah-lembah di
permukaan bumi.

3. E. Suess (1831 - 1914)
Meneruskan teori Des Cartes, akan tetapi E. Suess menambahkan bahwa persamaan geologi yang terdapat di Amerika Selatan, Antartika, India, Australia karena semula benua itu satu yang disebut Benua Gondwana.
Benua itu dewasa ini tinggal sisa-sisanya karena sebagian telah tenggelam di bawah permukaan laut.

4. Teori Lempeng Tektonik J. Tuzlo Wilson dan Jason Morgan
Ahli geofisika Kanada, J. Tuzlo dan ahli geofisika Amerika Jason Morgan, mengajukan skema teori lempeng tektonik pada tahun 1960-an. Teori ini menyatakan litosfer bumi terdiri atas beberapa lempeng keras. Lempeng ini bergeser dan bergerak di atas lapisan yang lebih lunak yang disebut astenosfer. Sebuah lempeng dapat menyusun seluruh tumbukan samudera, seperti lempeng Pasifik, atau bagian lempeng samudera dan bagian tumbukan benua, seperti lempeng Amerika Utara. Tumbukan samudera baru menghasilkan pegunungan samudera (deretan gunung bawah air yang terbentuk akibat kulit samudera muda).

Kulit samudera tua tenggelam atau tersubdaksi ke mantel bumi pada zona subdaksi, yang ditemukan pada bagian terdalam samudera, disebut trenches. Sebagai lempeng yang bergerak, mereka menyatu dan membentuk pegunungan. Batas lempeng adalah daerah tersering terjadi gempa bumi dan paling banyak terdapat gunung api.
Indonesia terdiri atas 3 lempeng, yaitu lempeng Hindia atau Indo-Australia di bagian selatan, lempeng Eurasia di bagian utara dan lempeng Pasifik di bagian timur. Lempeng bergerak dengan kecepatan 3 - 10 cm per tahun. Pada suatu saat pertemuan antarlempeng akan mngalami pergeseran yang mengakibatkan lempeng menumpuk, melipat, atau patah. Ketika gerakan ini terjadi lempeng mengeluarkan stress atau energi yang tidak sedikit. Energi inilah yang mengakibatkan gelombang tsunami jika gempa di bawah laut atau samudera.

5. Teori Gerakan-gerakan Benua yang Lain
Para peneliti geologi (gabungan dari negara-negara maju) yang mengadakan penelitian di kutub selatan (1969 - 1970) pusatnya di Trans Antartik Tengah, bertujuan untuk membuktikan teori A.L. Wagner. Dari hasil penelitian menemukan bukti sebagai berikut.
a. Daerah tersebut pada 200 juta tahun yang lalu merupakan daerah khatulistiwa.
b. Diketemukan fosil tulang rahang binatang amfibi air tawar purba/labyrintodont seperti salamander.
c. Fosil seperti itu juga ditemukan di Amerika Selatan dan Afrika.
Teori gerakan-gerakan benua yang lain juga beranggapan bahwa 200 juta tahun yang lalu hanya ada satu benua di planet bumi ini. Dari pengembangan ilmu pengetahuan alam, pengetahuan geologi, dan magnitisme makin lama terdapat bukti-bukti yang menguatkan teori apungan benua.

6. Jelaskan apa itu tsunami?

Jawaban:
Tsunami adalah serangkaian gelombang laut yang besar yang disebabkan oleh gempa bawah laut, tanah longsor, atau letusan gunung berapi. Yang jarang terjadi adalah tsunami yang dihasilkan oleh longsoran besar ke lautan
atau meteor raksasa yang menumbuk lautan. Tsunami bukan merupakan gelombang tunggal, tetapi terdiri atas banyak gelombang, atau disebut pula wave train (gelombang kereta). Di tengah lautan, ketinggian gelombang tsunami tidak lebih dari 30 cm, terlihat seperti gelombang laut kebanyakan.
Ketika mencapai daerah lautan dangkal, kecepatan gelombang bekurang, menyebabkan ketinggian gelombang bertambah. Ini yang menyebabkan gelombang tsunami ketika mencapai pantai, ketinggiannya lebih dari 3 m bahkan ada yang mencapai 30 m.
Kurangnya pengetahuan masyarakat akan tsunami, justru membuat mereka pergi ke pantai untuk melihat seperti apa tsunami. Bayangan tentang tsunami hanya gelombang air laut setinggi setengah meter sampai satu meter seperti biasa digunakan untuk surfing. Pada kenyataannya, tsunami tidak seremeh yang dibayangkan. Tenaga sapuan air luar biasa besarnya baik tenaga penarik ke lautan dan tenaga pendorong ke daratan.
Itu sebabnya korban sebagian tenggelam karena tertarik ke lautan dan sebagian lagi tenggelam di daratan akibat meluapnya air karena tenaga pendorong air.

7. Jelaskan cara terbaik yang bisa kita lakukan ketika ada tsunami! Bagaimana cara kita mengenali munculnya tsunami?

Jawaban:
Cara terbaik yang dilakukan ketika bencana tsunami datang adalah pergi atau mengungsi ke tempat yang tinggi seperti bukit atau gunung.
Karena umumnya tsunami diawali dengan gempa, sedangkan jika bencana gempa datang dapat dipastikan adanya gempa susulan. Untuk menghindari tsunami dan gempa susulan, yang harus dilakukan selain pergi ke bukit atau gunung, adalah menghindari tebing, tiang listrik, dan berada di dalam bangunan. Cari tempat terbuka yang berada di tempat tinggi seperti lapangan atau lapangan udara.

Ciri datangnya tsunami selain gempa, surutnya air laut secara tiba-tiba.
Pada kejadian di Aceh (26/12) air laut surut sampai 500 m di belakang garis pantai normal. Air yang surut ini akibat hukum keseimbangan air di mana air akan bergerak untuk mengisi tempat-tempat kosong untuk mencapai kondisi seimbang. Sesaat setelah lempeng bergeser, daerah di sekiar pergeseran bergeser, daerah di sekitar pergeseran akan kosong menyebabkan air bergerak ke arah tersebut. Gerakan air akan menimbulkan pergolakan air yang nantinya akan menyebabkan tsunami di daerah pantai dan air akan kembali dengan sangat cepat.

8. Akibat gerakan pembentukan muka bumi maka kerak bumi yang tebalnya sekitar 40 km dan di dasar samudera sekitar 10 km, terpecah menjadi sekitar 12 lempeng. Masing-masing lempeng bergerak mendatar, akibatnya terjadi pertemuan-pertemuan. Ada tiga jenis pertemuan lempeng tektonik, sebutkan dan jelaskan!

Jawaban:
Ada tiga jenis pertemuan lempeng tektonik, yaitu sebagai berikut:

1. Di daerah dua lempeng bertemu/bertabrakan terjadi keadaan sebagai berikut:
a. Terjadi aktivitas intrusi, ekstrusi, dan vulkanisme.
b. Merupakan hiposentrum dalam dan dangkal.
c. Lempeng dasar samudera masuk di bawah lempeng benua terjadi palung-palung laut.
d. Tepi lempeng benua terjadi pegunungan, deretan pulau-pulau yang bergunung api.
e. Terjadi tumpukan sedimen campuran/batuan campuran/melange.
Di antara benua Australia dan Antartika terdapat pematang tengah samudera. Pematang ini melebar sebesar 6 - 7,5 cm per tahun. Pelebaran dasar samudera ini mendorong lempengan India - Australia ke arah utara sehingga bertabrakan dengan lempengan Eurasia. Tabrakan ini dimulai sekitar 25 juta tahun yang lalu dan terus berlanjut hingga sekarang.
Lempengan India-Australia sedang didorong ke bawah lempengan Eurasia. Proses ini disebut penunjaman. Tabrakan kedua lempengan tersebut membentuk Pegunungan Himalaya, yakni busur gunung api di Indonesia, parit Sunda, dan Jawa, serta tanah tinggi Nugini. Ausralia bagian utara telah didorong ke arah bawah sehingga membentuk Teluk Carpentaria dan Laut Timor serta Laut Arafuru.

Ketika pinggiran lempengan India-Australia bertabrakan dengan lempengan Eurasia, lempengan tersebut longsor jauh ke dalam bumi, di bawah Indonesia. Suhu yang sangat tinggi telah melelehkan pinggiran lempengan sehingga menghasilkan magma. Di banyak tempat, magma ini kemudian muncul melalui retakan di permukaan bumi dan membentuk gunung-gunung api.

2. Di daerah lempeng bertemu/berpapasan terjadi keadaan sebagai berikut:
a. Terdapat aktivitas vulkanisme yang lemah dan gempa tidak kuat.
b. Terdapat jalur tanggul di dasar laut yang terputus-putus.

3. Di daerah dua lempeng yang saling berjauhan terjadi keadaan sebagai berikut:
a. Pembentukan tanggul di dasar samudera sepanjang perenggangan lempeng, seperti tanggul-tanggul di dasar Samudera Atlantik, Samudera Pasifik.
b. Persebaran lempeng tektonik di bumi.
c. Benua Amerika bergerak menjauh dengan benua Afrika dan Eropa.
d. Vulkanisme dasar laut menghasilkan lava basa/lava encer.
e. Aktivitas gempa di dasar laut.

Lempeng dasar samudera yang lebih tipis, dapat didesak ke bawah oleh lempeng benua yang lebih tebal dan keras. Di tempat ini terbentuk palung laut, yaitu dasar laut yang dalam dan memanjang. Carilah di peta nama-nama palung laut Aleut, Jepang, Guam, dan Mindanao (Mariana). Itulah tempat lempeng dasar Samudera Pasifik yang menunjam ke bawah lempeng Benua Asia. Palung Jawa di sebelah selatan Pulau Jawa merupakan tempat pertemuan antara lempeng Benua Asia dan lempeng dasar Samudera Hindia.
Pegunungan di pantai Barat Amerika, deretan Pulau Sumatera, Jawa, dan Nusa
Tenggara itu adalah akibat dari pembentukan lempeng benua. Di sepanjang pegunungan dan pulau-pulau itu bermunculan puncak gunung api. Di wilayah tersebut sering terjadi gempa bumi yang kadang-kadang sangat kuat.

Posting Komentar untuk "Soal Essay Geografi dan Jawabannya Bab Sejarah Pembentukan Bumi dan Perkembangannya (Geografi kelas X SMA/MA)"

close