Bacaan Doa Iftitah dalam Shalat Sesuai Putusan Tarjih
Bacaan Doa Iftitah dalam Shalat
Kajian rutin Himpunan Putusan Tarjih (HPT)
Selasa Malam Rabu Ba’da Maghrib
Masjid Muhammadiyah 2 Cilacap
[Oleh: Abu Farhan Fahrudin, S. Sy, S. Th. I]
Iftitah dalam Shalat
Selain menggunakan istilah iftitah banyak juga ditemukan penggunaan istilah istiftah. Ketika menjelaskan pengertian istiftah, Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah menjelaskan sebagai berikut:
Al-Istiftah secara bahasa artinya: Al-Ibtida dan Al-Iftitah (الابتداء والافتتاح). Dikatakan: Isaftahtu asy-syaia (استفتحت الشيء) artinya: Ibtada;tuhu wa iftatahtuhu (ابتدأته وافتتحته) [artinya: aku memulainya dan aku membukanya]
Secara istilah istiftah adalah dzikir masyru’ (dzikir yang disyariatkan) diantara takbiratul ihram dan isti’adzah untuk membaca Al-Quran.
Do’a iftitah hukumnya sunat menurut madzhab Hanafi, Maliki, Hambali. Sementara berbeda dengan ketiga madzhab tersebut, menurut madzhab Maliki yang masyhur membaca doa iftitah hukumnya makruh. Sebagian ulama lainnya dari kalangan madzhab Maliki mengatakan bahwa membaca doa iftitah dalam shalat hukumnya mandub (dianjurkan/sunnah).
Macam-macam Redaksi Bacaan Doa Iftitah
Telah tsabit (kokoh/dapat dipercaya/riwayatnya shahih) dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shigat-shigat (redaksi) bermacam-macam untuk do’a iftitah dalam shalat.
Dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah Jilid 3 disebutkan, ada beberapa doa iftitah yang dapat diucapkan dalam salat, diantaranya:
a. Membaca Allahumma ba’id dan seterusnya
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
Artinya: “Ya Allah jauhkanlah antara diriku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah bersihkanlah diriku dari kesalahan-kesalahan sebagaimana bersihnya pakaian putih dari kotoran. Ya Allah cucilah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun."
Atau dengan lafal lain yang sedikit berbeda:
اللهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ
b. Membaca Wajjahtu wajhiya dan seterusnya
وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَاي وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. أَنْتَ رَبِّى وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِى وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِي جَمِيعًا إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ وَاهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Artinya: “Aku hadapkan wajahku kepada Zat yang menciptakan langit dan bumi dengan taat dan saya tidak termasuk golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya dan dengan yang demikian itu lah aku diperintahkan. Dan aku termasuk orang-orang muslim. Ya Allah Engkaulah Yang Maha Kuasa, Tiada Tuhan kecuali Engkau Semata. Ya Allah Engkau adalah Tuhanku sedangkan aku adalah hamba-Mu. Aku telah berbuat aniaya terhadap diriku dan aku telah mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah semua dosa-dosaku. Tiada yang dapat mengampuni dosa-dosaku melainkan Engkau. Tunjukilah aku kepada akhlak yang terbaik. Tiada yang dapat membimbing kepada akhlak yang terbaik melainkan Engkau. Palingkanlah aku dari akhlak yang buruk. Tiada yang dapat memalingkan aku dari akhlak yang buruk melainkan Engkau. Aku penuhi panggilanmu Ya Allah. Aku patuhi perintah-Mu. Seluruh kebaikan berada dalam tanganmu sedangkan kejelekan apapun tidaklah pantas untuk dinisbatkan kepada-Mu. Aku hanya dapat hidup karena-Mu dan akan kembali kepada-Mu. Maha berkah Engkau Yang Maha Tinggi, aku mohon ampunan dan bertaubat kepada-Mu.
c. Membaca Allahu Akbar Kabiran dan seterusnya
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً
Artinya: “Allah Maha Besar sedemikian rupa dan segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan petang”.
Catatan:
Selengkapnya silakan lihat Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Jilid 3 halaman: 539-544
