1. Berdiri Tegak Menghadap Kiblat Dalam Salat

Berdiri Tegak Menghadap Kiblat Dalam Salat
Kajian HPT Selasa Malam Rabu Ba’da Maghrib Masjid Muhammadiyah 2 Cilacap
[Oleh: Abu Farhan Fahrudin]
Berdiri Tegak Menghadap Kiblat Dalam Salat sesuai putusan tarjih
Berikut ini ringkasan pembahasan tata cara Salat menurut Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah khususnya tentang Berdiri Tegak Menghadap Kiblat dalam salat. Silakan dibaca, semoga bermanfaat.

a. Menghadap Kiblat

Salat dilakukan menghadap ke kiblat, yaitu Kakbah di Masjidil Haram di Makah sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dan hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam.
1) Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ 

Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. (QS. Al-Baqarah [2]: 144)

2) Sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam

Dari Yahya ibn Khallad.... Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam berkata (kepada seseorang yang belum benar salatnya) : 

إذا أردت أن تصلي فتوضأ فأحسن وضوءك ثم استقبل القبلة ثم كبر

"Apabila engkau hendak salat, maka berwudhulah dengan baik, kemudian menghadaplah ke kiblat, lalu bertakbir (HR. Ahmad)

Salat di Kapal Laut
Orang yang sedang naik kapal laut dan hendak salat maka:
- Jika arah kiblat diketahui, ketika memulai salat menghadap ke kiblat sesuai perintah umum menghadap kiblat dalam salat
- Ketika kapal berbelok saat sedang salat, tidak perlu membetulkan arahnya lagi

Salat di Pesawat, Kereta Api atau Angkutan Umum yang sedang Berjalan
- Ketika mulai cukup menghadap sesuai dengan arah kursinya
- Salat menghadap ke arah mana pun sesuai duduknya

Salat Naik Kendaraan Pribadi atau Menyewa Kendaraan yang Dapat Diatur Pemberhentiannya
- Hendaknya berhenti dan mencari tempat salat
- Jika tidak memungkinkan, maka salat dalam kendaraan dengan cara seperti di atas (kapal laut/pesawat) 

Orang yang sakit dan tidak bisa bergerak banyak, maka salat dengan berbaring dan menghadap ke arah mana pun yang ia bisa. Orang yang tidak dapat mengetahui arah kiblat, maka ia salat menghadap ke arah mana yang ia menduga itu arah kiblat.

b. Berdiri Apabila Tidak Ada Halangan untuk Berdiri


Salat pada asasnya (dasarnya) dilakukan dengan berdiri (posisi kaki sejajar dengan bahu) kecuali apabila ada halangan sehingga tidak bisa berdiri, misalnya karena sakit, dalam perjalanan atau dalam keadaan takut yang tidak memungkinkan melakukannya dengan berdiri. Hal ini sesuai dengan dalil berikut:
1) Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: 

حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ

Peliharalah semua salat (fardu) dan salat Wusṭā.75) Berdirilah karena Allah (dalam salat) dengan khusyuk. (QS. Al-Baqarah [2]: 238)

2) Hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam:

Dari 'Imran Ibn Hushain radhiyallahu 'anhu ia berkata: Saya mempunyai penyakit wasir, lalu saya bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam tentang salat, Beliau menjawab: "Salatlah engkau dengan berdiri, jika tidak bisa berdiri maka salatlah dengan duduk, jika tidak bisa salat dengan duduk maka salatlah dengan berbaring di atas lambung. " (HR. Al-Bukhari)

Untuk cara salat dengan duduk:
- Duduk bersila
- Duduk iftirasy (seperti duduk saat duduk diantara dua sujud atau duduk tasyahud awal) 
- Duduk seperti apapun boleh (tergantung keadaan orang yang salat, yang paling pas dan mengkhuysukan) 

Untuk salat dengan berbaring:
- Bebraing diatas lambung (kanan atau kiri) 
- Berbaring di atas lambung kanan (berkaitan dengan hadits keafdhalan mendahulukan yang kanan)
- Berbaring dengan telentang kaki mengarah ke kiblat (Fukaha' Hanafiayah dan Syafi'iyah). Dengan berbaring seperti ini ketika isyarat rukuk dan sujud akan lebih menghadap ke Kakbah.

Sampai sini ringkasannya. Wallahu a'lam bis-shawab.

Selengkapnya silakan rujuk Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Jilid 3 hal. 528-531

Tambahan Hadits-hadits Berkaitan dengan Menghadap Kiblat dalam Shalat (الدرر السنية)

- إذا قمتَ إلى الصلاةِ فأسبغْ الوضوءَ ، ثم اسْتقبلِ القبلةَ فكبِّرْ ، ثم اقرأْ ما تيسرَ معك من القرآنِ ، ثم اركعْ حتى تطمئنَّ راكعًا ، ثم ارفعْ حتى تستوي قائمًا ، ثم اسجدْ حتى تطمئنَّ ساجدًا ، ثم ارفعْ حتى تستوي قائمًا ، ثم افعل ذلك في صلاتِك كلِّها
خلاصة حكم المحدث : صحيح
الراوي : أبو هريرة | المحدث : الألباني | المصدر : صحيح الجامع | الصفحة أو الرقم : 738
| التخريج : أخرجه البخاري (6667)، ومسلم (397) باختلاف يسير.
  
أنَّ رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ دَخَلَ المَسْجِدَ فَدَخَلَ رَجُلٌ، فَصَلَّى، فَسَلَّمَ علَى النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فَرَدَّ وقالَ: ارْجِعْ فَصَلِّ، فإنَّكَ لَمْ تُصَلِّ، فَرَجَعَ يُصَلِّي كما صَلَّى، ثُمَّ جَاءَ، فَسَلَّمَ علَى النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فَقالَ: ارْجِعْ فَصَلِّ، فإنَّكَ لَمْ تُصَلِّ ثَلَاثًا، فَقالَ: والذي بَعَثَكَ بالحَقِّ ما أُحْسِنُ غَيْرَهُ، فَعَلِّمْنِي، فَقالَ: إذَا قُمْتَ إلى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ، ثُمَّ اقْرَأْ ما تَيَسَّرَ معكَ مِنَ القُرْآنِ، ثُمَّ ارْكَعْ حتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ ارْفَعْ حتَّى تَعْدِلَ قَائِمًا، ثُمَّ اسْجُدْ حتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ حتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا، وافْعَلْ ذلكَ في صَلَاتِكَ كُلِّهَا.

الراوي : أبو هريرة | المحدث : البخاري | المصدر : صحيح البخاري
الصفحة أو الرقم: 757 | خلاصة حكم المحدث : [صحيح]
التخريج : أخرجه مسلم (397) باختلاف يسير
Mei Inarti
Mei Inarti Seorang Guru Sekolah dan Ibu Rumah Tangga