Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anak Dokter yang Ingin Jadi Ustadz

Sekolahmuonline - Anak Dokter yang Ingin Jadi Ustadz. Pembaca sekolahmuonline, berikut ini kami sajikan sebuah kisah. Yang menurut orang yang menyebarkannya di group adalah kisah nyata. Kisah nyata tentang seorang anak dokter yang ingin menjadi Ustadz, padahal ayahnya sudah berusaha membujuk anaknya dengan sebaik mungkin agar si anak mengikuti jejak ayahnya yang berkarir di dunia kedokteran. Rupanay si anak tetap kekeuh, tetap bersikeras dan bertekad bulat untuk menuntul ilmu agama agar menjadi "tabib hati", bukan sekedar " tabib badan" saja. Seperti apa kisahnya? Simak saja langsung. Cerita ini kami dapatkan dari group Whatsapp, barangkali ada diantara pembaca sudah pernah membaca kisah ini. Tapi tidak ada salahnya untuk membaca lagi. Bagi yang belum pernah membacanya, baca langsung saja. Semoga bermanfaat dan kita dapat mengambil faidah, mengambil pelajaran dari kisah berikut ini. Selamat membaca dan menikmati.


🍒 *KISAH NYATA*

*dr. Armanto Sidohutomo* adalah anak pertama dari dr. Soedoko Sidohutomo Sp. PA. (pernah menjadi PUREK II UNAIR).
Keempat anak dokter Soendoko semua juga berprofesi sebagai dokter, istri dr. Soedoko yaitu Prof. dr. Roemwerdiniadi.

Ini cerita nyata seorang bapak yg mengisahkan anaknya mahasiswa Madinah ...
Kawan² di Surabaya banyak kenal dengan bapak dan anak ini ...

*Cuplikan kisahnya:*

Teringat Pembicaraan dengan Putraku ke-2, *IAN*, saat naik kelas 2 SMA, 6 tahun yang lalu, saat rutin makan malam bersama:

*IAN* : _"Bapak, maaf saya ijin, kalau boleh mau keluar dari SMA 5 setelah kenaikan kelas ..._

*BAPAK* : (makanan di mulut langsung hambar, datar dan tawar, Gak kolu nelan ...)
_"Maksudmu ???_

*IAN* : _"Saya ingin sekolah di Madinah, saya ingin jadi Ustadz !_

*BAPAK* : (Yang dimulut langsung tak telan ... minum buanyaaaak, sampek keselek)
_"Kamu jadi Ustadz siapa yang ngajak ??_
(Nada Interogasi )

*IAN* : _"Gak ada, saya sendiri yang pengen ..._

*BAPAK* : _"Kamu gak pengen jadi dokter taaah ? Kan kamu pinter, lembut, baik budi bahasamu, ramah sama orang dan bisa banget melayani orang lain seperti Masmu ..._

*IAN* : (Sambil senyum)
_"Kan gak sama bapak ..._
_"Seperti Bapak bilang, semua manusia spesifik dan Istimewa ..._

*BAPAK* : (wuik, mak jleb, omonganku dipakai meng-counter aku ... cerdas ! Tapi mangkelno)
_"Kamu kalau jadi dokter akan sangat berguna dan bermanfaat menyembuhkan banyak orang pastinya ..._

*IAN* : _"Dokter menyembuhkan badan, Ustadz menyembuhkan Hati kan Bapak, Insya Allah bermanfaat ..._

*BAPAK* : (Praaaaang, berkeping2 hatiku ... Air mata mulai menetes, aku nelongso anakku gak mau jadi dokter)
_"Sekolah di Arab itu sulit lho ..., bahasa, budaya beda dan puanasnyaaaaa luar biasa ..._

*IAN* : _"Bapak yang ngajarin, GAK ADA YANG GAK BISA KALAU NIAT MENGGELORA !_

*BAPAK* : (Mbrebes mili buanter)
_"Nanti kalau jadi Ustadz, penghasilanmu berapaaaa ?_ _"Sedikit sekali !!!_ (Nada meninggi) _"Istri dan anakmu gimana membiayainya ???_

*IAN* : _"Bukannya Bapak yang mengajari hidup mandiri, se-CUKUPnya, Se-BUTUHnya, dan bahagia tidak ada korelasi dengan harta ???_

*BAPAK* : (Aku nangis pelan)
_"Apalagi alasan Bapak supaya kamu jadi dokter ya IAN ?_

*IAN* : _"Ikhlaskan IAN jadi diri IAN sendiri ya pak ..., ini pilihan hidup IAN ..._

*BAPAK* : (Nangis banter)
_"Bapak mau kamu tetap di SMALA sampai lulus, perjanjiannya gini aja, baru sesudah lulus SMA dengan nilai baik, kamu berhak menentukan kemanapun kamu mau ..._
(Wis gak duwe pilihan liyo, tapi berharap bisa merubah niat)

*IAN* : (perlahan memeluk dan mencium pipiku sambil ikut menangis)
_"Asal Bapak ikhlas dengan pilihan IAN, Saya tetap sekolah SMALA dan lulus dengan baik, matur nuwun, pangestunya ..._

Saat ini ... *IAN baru pulang dari Madinah, besar, tegap, gagah, hafal 27 Juz, sudah beberapa kali jadi Imam di banyak masjid, mengisi Khutbah Jumat, Taraweh, Buka Bersama dll, dan tiap kali aku melihat IAN jadi Imam, air mataku selalu tak terbendung lagi, IAN dengan segala kelebihan dan kekurangannya menyadarkanku akan kurangnya pengetahuan dan amalan agamaku, Allah mengutusnya untuk mengingatkanku ...*

Tulisan *dr. Armanto Sidohutomo*

Terkadang sebagai orang tua *kita menilai kesuksesan anak hanya dilihat dari faktor materi duniawi ...*

Sebanyak apa *GELAR berderet* ...
Sebanyak apa *HARTA dimiliki* ...
Sebesar apa *RUMAH yang dimiliki* ...
Secanggih apa *MOBIL yang dimiliki*
Dst ...

*Tapi kita lalai bahwa itu semua tidaklah akan dibawa mati ...*

*Seorang anak yang mau mendoakan orang tuanya dengan ikhlas, berbakti kepada mereka, yang mengagungkan syiar² agamanya, walaupun di dunia tidak memiliki apa², namun dia akan menjadi aset terbesar bagi orang tuanya kelak di akhirat, _wal âkhirotu khoyrun wa abqo_, dan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal ...*🍎

Semoga menjadi renungan kita bersama ...

Posting Komentar untuk "Anak Dokter yang Ingin Jadi Ustadz"

close