Sebutkan dan Jelaskan Cara Menghindari Ghadhab [PAIBP Kelas 10 Bab 8 Menghindari Akhlak Madzmumah dan Membiasakan Akhlak Mahmudah Agar Hidup Nyaman dan Berkah] ~ sekolahmuonline.com

Sebutkan dan Jelaskan Cara Menghindari Ghadhab [PAIBP Kelas 10 Bab 8 Menghindari Akhlak Madzmumah dan Membiasakan Akhlak Mahmudah Agar Hidup Nyaman dan Berkah] ~ sekolahmuonline.com. Pembaca Sekolahmuonline, tidak selamanya marah merupakan sesuatu yang buruk, sebagaimana disebutkan sebelumnya dalam pembahasan Tingkatan Ghadhab, namun secara umum dapat dikatakan bahwa marah adalah sesuatu yang negatif. Oleh karena itu sifat marah yang cenderung destruktif atau merusak harus dikendalikan dan dihilangkan dengan melakukan cara-cara yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam.
Sebutkan dan Jelaskan Cara Menghindari Ghadhab [PAIBP Kelas 10 Bab 8 Menghindari Akhlak Madzmumah dan Membiasakan Akhlak Mahmudah Agar Hidup Nyaman dan Berkah] ~ sekolahmuonline.com
Dalam keadaan marah, seseorang akan sangat mudah melakukan perbuatan-perbuatan keji yang lain karena ketidakmampuan mengendalikan amarahnya. Setiap orang memiliki temperamen yang berbeda-beda, sehingga sesunguhnya sifat temperamental merupakan sifat hati yang harus dikelola agar setiap kemarahan tersebut tidak bersifat destruktif atau merusak.

Pada postingan sebelumnya Sekolahmuonline sudah menyajikan postingan tentang Pengertian Ghadhab dan Faktor-faktor Penyebab Kemarahan (Ghadhab) serta Tingkatan Ghadhab

Cara Menghindari Sifat Temperamental (Ghadhab)

Pada postingan kali ini, sesuai judul kita akan membahas tentang kiat-kiat atau cara-cara yang dapat kita lakukan untuk menghindari Ghadhab atau Sifat Temperamental ini. Ada beberapa cara menghindari ghadhab yang akan kita sebutkan dan jelaskan di bawah ini. 

Untuk menghindari sifat temperamental atau ghadhab ada beberapa kiat atau cara yang dapat kita lakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Membaca ta’awudz

Membaca ta’awudz ketika marah ini dilakukan karena ajaran agama menyebutkan bahwa marah adalah hasutan dan perangai setan, sehingga agar tidak berkelanjutan, dianjurkan kepada seseorang yang sudah dihinggapi perasaan marah, untuk segera membaca ta’awudz.

 اَعُوْذُ بِاللِّٰ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah, dari godaan setan yang terkutuk”

b. Merubah Posisi

Jika seseorang mendapatkan kemarahannya pada saat ia sedang berdiri, hendaklah bersegera untuk duduk. 

Apabila kemarahan tersebut tidak juga mereda, maka hendaklah segera berbaring.

Orang yang sedang marah cenderung ingin lebih tinggi dari orang lain. Apabila posisinya lebih tinggi daripada sumber kemarahannya, maka ia bisa meluapkan dan melampiaskan kemarahan itu. Dan hal tersebut tentu saja sangat berbahaya. 

Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengajarkan, agar orang yang sedang marah mengambil posisi yang lebih rendah untuk meredam kemarahannya.

c. Diam atau tidak berbicara

Pada saat seseorang sedang marah, maka emosi yang ada dalam dirinya akan meningkat, sehingga bisa menyebabkan seseorang melakukan sesuatu yang berbahaya dan lepas kendali.

Untuk itu, sebaiknya seseorang yang sedang marah sedapat mungkin berusaha untuk diam, tenang, rileks agar bisa meredakan emosinya.

d. Berwudu

Air wudu dapat memberikan efek tenang bagi orang yang sedang marah serta meredakan api kemarahan di dalam hati agar tidak meledak dan menyakiti orang lain.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

عَنْ جَدِّ عَطِيَّةَ وَقَدْ كَانَتْ لَه’ صُحْبَةٌ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللِّٰه صلى الله عليه وسلم اِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ اِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَاِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِاالْمَاءِ فَاِذَا غَضِبَ اَحَدُكُمْ فَاالْيَتَوَضَّأْ (رواه ابو داود)

Artinya: Dari Nenekku ‘Athiyyah RA, dia memiliki shahabat dan dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda “Sesungguhnya marah itu datangnya dari setan, dan setan diciptakan dari api dan sesungguhnya api itu dipadamkan dengan air, maka apabila salah seorang di antara kamu marah, maka hendaklah dia berwudu” (H.R. Abu Daud)

Catatan:
Hadits ini menurut para kritikus hadits dianggap sebagai Hadits Dhaif. Diantara ulama yang mendhaifkan adalah Imam An-Nawawi dalam Al-Khulashah (1/122).
Meskipun hadits tersebut secara sanad dhaif, para ulama menyebutkan bahwa hadits tersebut maqbul (diterima) dan shahih secara maknanya. Wallahu a'lam bish-shawab.

Lihat detailnya pada: islamqa.info 

e. Mengingat wasiat Rasul Shallallahu 'alaihi wa Sallam dan janji Allah Subhanahu wa Ta'ala

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah berulang kali memberikan nasihat ketika seseorang memintanya yaitu “janganlah engkau marah”. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat hadits, diantaranya hadits dari Abu Hurairah berikut ini. 

 أنَّ رَجُلًا قالَ للنَّبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: أوْصِنِي، قالَ: لا تَغْضَبْ. فَرَدَّدَ مِرَارًا، قالَ: لا تَغْضَبْ.

Artinya: "Sesungguhnya seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam: " Berilah aku nasihat! ". Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam menjawab: " Janganlah engkau marah! ". Lalu beliau mengulang-ulang pesan tersebut, beliau bersabda: "Janganlah engkau marah! ". (HR. Al-Bukhari)

Rasul Shallallahu 'alaihi wa Sallam juga menyebut balasan yang luar bisa apabila seseorang mampu menahan amarahnya, sebagaimana sabdanya:
“Barang siapa yang mampu menahan amarahnya, sedangkan bisa saja ia meluapkannya, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memanggilnya di hadapan para makhluk (yang lain) pada hari Kiamat untuk memberikan pilihan baginya bidadari yang ia inginkan (H.R. Abu Daud).

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

۞ وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٣﴾
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ ﴿١٣٤﴾

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan," (Q.S.Ali Imran/3: 133-134)

Demikian postingan Sekolahmuonline yang menyajikan pembahasan tentang Kiat-kiat atau Cara Menghindari Ghadhab (Marah/Sifat Temperamental). Semoga kita semua dijaga dan dijauhkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dari sifat temperamental. Aamin.

Semoga bermanfaat. Silakan baca-baca postingan Sekolahmuonline yang lainnya.

Baca juga postingan Sekolahmuonline yang menyajikan contoh soal bab ini:
Mei Inarti
Mei Inarti Seorang Guru Sekolah dan Ibu Rumah Tangga
close